JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 14 CGP 7
Peristiwa (Facts)
Pada dua minggu ini
saya sudah ini sudah hampit tidak ada kegiatan belajar LMS. Kegiatan yang kami
lakukan adalah lokakarya 6 di SDSMuhammadiyah 1 Bangkalan dengan materi
Pengembangan Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah. Dalam lokakarya ini
kami berbagi tujuan program yang sudah kami buat dan kami lakukan aksi nyata
sebelumnya untuk mendapatan umpan balik dari CGP lain. Selanjutnya kami membuat
rencana penguatan kompetensi diri yang akan dilakukan CGP setelah berakhirnya
kegiatan pendidikan. Dan selanjutnya kami membua rencana pengembangan sekolah
sebagai bahan untuk kami tampilkan pada saat Lokakarya 7 pada tanggal 4 Juli
2023 untuk mendapatkan umpan balik dari pengunjung. Selanjutnya rencana
tersebut akan kami revisi berdasarkan masukan saat lokakarya 7 dan akan kami
upload di LMS maksimal 2 hari setelah pelaksanaan Lokakarya 7. Alhamdulillah
kami akan segera menyelesaikan PGP yang sudah kami ikuti selama 6 bulan.
Perasaan (Feelings)
Saya
merasa sangat berbahagia dan bersyukur kepada Tuhan YME karena mendapat
kesempatan mengikuti Program Guru Penggerak. Melalui program ini saya mendapatkan
tambahan pengetahuan, wawasan, serta perubahan mindset dan pola pikir saya
selama ini. Kegiatan PGP yang saya ikuti memang
sangat menguras tenaga dan pikiran. Dan saya dipaksa
untuk memanfaatkan waktu secara lebih baik dan efektif. Saya harus bisa membagi
waktu secara bijak dan adil antara waktu keluarga, bermasyarakat, tugas
sekolah, membaca literatur dari berbagai sumber, dan tugas-tugas PGP. Memang
melelahkan dan pada hari ini saat saya menulis jurnal ini kondisi saya sedang
kurang enak badan.
Meski menguras waktu dan
tenaga saya mulai merasa ketagihan mengikuti tahapan-tahapan kegiatan CGP yang
menurut saya sangat inspiratif dan inovatif menggugah kesadaran saya sebagai
guru untuk selalu mengupdate kapasitas, menghargai waktu, dan tidak menunda-nunda tugas. Saya merasa senang dengan kegiatan ini karena saya merasa
mendapatkan hasil yang sepadan dengan perjuangan dan pengorbanan saya. Dari kegiatan PGP saya menjadi tahu bahwa tugas pendidikan adalah
menuntun anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaannya sebagai manusia
pribadi dan sosial. Pendidikan tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada anak,
mereka harus diberikan kebebasan dan kemerdekaan dalam belajar. Saya merasa
bahwa selama ini saya terlalu dominan dalam pembelajaran. Saya juga memahami
bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid, pembelajaran
berdiferensiasi, bagaimana berkomunikasi, berkolaborasi, dan bagaimana membuat
keputusan yang bertanggungjawab. Melalui PGP yang saya ikuti, sebagai guru saya
merasa terlahir kembali sebagai manusia baru yang harus berkontribusi aktif
dalam perwujudan profil pelajar Pancasila. Saya bertekad akan mengubah
kebiasaan-kebiasaan saya yang kurang produktif selama ini dengan pengetahuan
baru yang saya dapatkan melalui pendidikan guru penggerak ini.
C. Findings
(Pembelajaran)
Banyak
ilmu yang saya dapatkan dari Pendidikan guru penggerak, antara lain:
1. Tugas pendidikan adalah menuntun anak untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaannya sebagai manusia pribadi dan sosial.
Pendidikan tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada anak, mereka harus
diberikan kebebasan dan kemerdekaan dalam belajar.
2. Pendidikan harus sesuai dengan kondisi alam dan zaman, agar hasil pendidikan
berdampak positif pada kehidupan anak sesuai dengan masa dan tempat tinggalnya.
3. Pertumbuhan karakter para siswa bisa dilakukan melalui
dua jalan utama untuk pengondisian dan pembiasaan perilaku yang positif yakni
lewat jalan keteladanan dan sistem atau aturan yang harus ditegakkan secara
konsisten.
4. Seseorang
yang memiliki disiplin diri akan bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan. Bisa mengontrol diri berarti merdeka, karena tidak dalam kontrol
orang lain.
5. Guru
menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memfasilitasi pembelajaran
yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu murid. Jika
tidak, maka akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), di mana
pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang
seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.
6. Pendidikan
perlu memperhatikan perkembangan murid secara holistik bukan hanya intelektual,
tetapi juga fisik, emosional, sosial, dan karakter, oleh karena itu perlu
diberikan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Berdasarkan kerangka kerja
CASEL (Collaborative for Academic, Social
and Emotional Learning) PSE bertujuan
untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu:
kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
7. Supervisi
akademik dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid dan
untuk pengembangan kompetensi diri setiap pendidik di sekolah. Salah satu
pendekatan yang memberdayakan adalah coaching, yaitu model pengembangan
di mana seorang coach membantu pengembangan diri/kinerja seorang coachee
secara otonom.
8. Pengambilan
keputusan seorang guru harus bertanggung jawab, berdasarkan nilai-nilai
kebajikan universal, dan berpihak pada murid. Untuk masalah yang mengandung
dilema etika perlu mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
9. Dalam
pengembangan sekolah, pendekatan berbasis aset (asset-based approach)
adalah sebuah konsep yang menggunakan kekuatan dan potensi positif yang
dimiliki sekolah sebagai tumpuan berpikir untuk mewujudkan suatu tujuan.
10. Dalam
membuat kegiatan atau program sekolah, kita bisa melibatkan murid dengan
menumbuh-kembangkan kepemimpinan pada murid, yaitu memperhatikan suara (voice),
pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership). Dalam
memperhatikan kodrat murid, guru hendaknya merancang program yang berdampak
positif pada murid.
D. Future
(Penerapan ke depan)
Setelah
menyelesaikan seluruh materi modul program guru penggerak ini, saya akan
berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan di lingkungan saya, baik di
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga maupun di lingkungan tempat saya
tinggal. Di lingkungan sekolah saya akan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi
agar dapat memenuhi kebutuhan murid yang bermacam-macam. Dan untuk pengembangan
karakter murid saya akan melakukan pembelajaran sosial dan emosional. Kemudian
dalam pengelolaan program yang berdampak positif bagi murid, saya lebih sering
berdiskusi dengan murid untuk memunculkan potensi kepemimpinan murid, karena potensi
kepemimpinan murid dapat berkembang ketika mereka diberikan kesempatan untuk
berpendapat (voice), memilih (choice) dan merasakan kepemilikan (ownership).
Saya akan memberikan kebebasan (yang bertanggung jawab) kepada murid, agar
murid mampu belajar dan berkembang secara optimal.
Sebagai
sebuah ekosistem saya akan berusaha membuat keseimbangan dan interaksi yang
saling mendukung antar sumber daya yang dimiliki sekolah. Dan sebagai sebuah
komunitas saya akan lebih banyak berkolaborasi, membangun komunikasi efektif,
membangun relasi positif dan menciptakan well- being agar perasaan aman,
nyaman dan menyenangkan dapat dicapai oleh seluruh warga sekolah.
Bangkalan 070223 07.51
Komentar
Posting Komentar