JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 8 CGP 7
Pada minggu ke-8 ini saya sudah menyelesaikan
pelajaran modul 2.3 yang berisi materi Coaching Untuk Supervisi Akademik dan
sedang mempelajari modul 3.1 pada alur Mulai dari Diri. Pada jurnal kali ini
saya akan merefleksikan kegiatan belajar saya dengan menggunakan model 4F yang
dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway yaitu Facts
(Peristiwa), Filing (Perasaan), Findings (Pembeajaran) dan Future (Penerapan).
Peristiwa (Facts)
Materi lanjutan modul
2.3 yang kami lakukan adalah alur Demonstrasi Kontektual. Pada sesi Demontrasi
Kontekstual CGP berlatih mempraktikkan percakapan coaching secara
berkelompok terkait situasi nyata coachee, baik mengenai pembelajaran maupun
personal coachee. Setiap kelompok melakukan praktik coaching, dengan
berperan sebagai coach, coachee dan pengamat secara bergantian. Kegiatan
ini dilaksanakan tanggal 20 s.d. 21 Maret 2023. Saya satu kelompok dengan ibu
Reva Rensila lasha dari SMP Al Kholiliyah Bangkalan dan bapak Rahmad Gunawan
dari SMK Ibnu Cholil Bangkalan. Praktik coaching pada sesi Demontrasi
Kontekstual:
1. Percakapan
pra observasi mengenai kompetensi inti coaching antara pengamat dengan coach.
2. Selama
percakapan coaching, pengamat melakukan observasi dan mencatat hal-hal penting
yang diamati.
3. Pada
percakapan pasca observasi pengamat memberikan umpan balik dan
pertanyaan-pertanyaan untuk pengembangan kompetensi coaching sesuai hasil
pengamatan.
Berikutnya pada tanggal
23 Maret 2023 adalah sesi Elaborasi Pemahaman. Pada tahap ini kami melakukan
elaborasi pemahaman melalui proses tanya jawab dan diskusi yang dipandu oleh
instruktur Ibu Delima Primasari. Pada sesi ini saya ditunjuk menjadi coach
untuk melakukan praktik coaching dengan salah satu CGP lainnya,
diberikan analisa, dan dijadikan sebagai sumber belajar sesi. Kegiatan di sesi
ini semakin menambah pemahaman saya tentang coaching. Seperti mengapa perlu
mendengarkan aktif, mengapa pertanyaan harus berbobot, bagaimana kalau pada
pelaksanaan coaching coacheenya mengalami jalan buntu atau tidak bisa
menemukan ide-ide untuk memecahkan masalahnya sendiri. Wawasan saya semakin
bertambah.
Tahap selanjutnya
adalah alur Koneksi Antar Materi. Pada sesi ini CGP diminta menyimpulkan dan
menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh selama modul 2, dan membuat
refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun dalam berbagai media. Saya membuat
tugas dalam bentuk video di Youtube dan saya upload di LMS sebelum du date tanggal
30 Maret 2023. Tahap kegiatan modul 2.3 yang belum dilakukan adalah Aksi Nyata.
Di tahap ini CGP diminta melakukan rangkaian supervisi klinis secara langsung
dengan rekan sejawat. Rangkaian supervisi klinis ini terdiri dari kegiatan
pra-observasi, observasi dan pasca observasi berupa praktik percakapan coaching
yang memberdayakan. Video kegiatan diupload di LMS sebelum du date tanggal 9
Juni 2023.
Berikutnya kami
memasuki kegiatan belajar modul 3.1 diawali dengan kegiatan Pre Test paket
modul 3 pada tanggal 31 Maret 2023 sebanyak 20 soal. CGP baru bisa mengakses
modul 3.1 di LMS setelah mengerjakan soal tersebut. Dan sebagaimana modul
sebelumnya pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri,
Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi
pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata).
Kegiatan pada alur "Mulai
Dari Diri" saya kerjakan pada tanggal 31 Maret 2023 setelah pelaksanaan pre test.
Pada alur ini CGP diminta membuka 10 bacaan yang diantaranya berisi pertanyaan
pemantik tentang maksud dari kutipan pidato Menristekdikti mengenai beban dan
amanah kepemimpinan, survey pengetahuan awal (prior knowledge) tentang
pengambilan keputusan, dan refleksi diri terhadap pengambilan keputusan yang
pernah dilakukan. Kegiatan alur Mulai Dari Diri mengakhiri kegiatan belajar pada periode dwi
mingguan kali ini.
Saya
merasa sangat senang setelah
mempelajari modul 2.3 karena saya mendapat pengetahuan tentang teknik coaching,
yang bisa digunakan untuk mengembangkan diri dan prestasi seseorang secara mandiri.
Sebagai guru selama ini saya cenderung memberi solusi dan menjadi mentor bagi
murid-murid saya maupun rekan sejawat yang memiliki permasalahan terkait dengan
persoalan pribadi maupun prestasi. Dengan mempelajari teknik coaching saya
merasa perlu meningkatkan kemampuan melakukan percakapan dengan alur TIRTA agar
bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan berbobot dalam rangka menggali kemampuan
coachee dalam menemukan penyelesaian permasalahannya secara otonom. Kemudian di
awal-awal mempelajari modul 3.1 saya sangat bersemangat dan antusias karena di
modul ini dibahas tentang keterampilan dalam pengambilan keputusan. Saya merasa penasaran dengan pengambilan
keputusan pada kasus-kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau etika,
karena bisa menimbulkan dilema. Saya merasa materi ini sangat penting karena
sebagai seorang pemimpin, keputusan-keputusan yang diambil akan menentukan arah
dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu suatu institusi atau lembaga serta
menunjukkan nilai-nilai atau integritas dari institusi tersebut. Pada lembaga
sekolah hal tersebut akan sangat berpengaruh kepada mutu pendidikan yang
didapatkan oleh murid-murid di sekolah tersebut.
Pembelajaran
(Findings)
Banyak
pelajaran yang saya dapatkan dari materi di modul 2.3 ini, terutama tentang
Teknik coaching dalam mengembangkan diri seseorang. Coaching dalam
konteks pendidikan sangat
penting karena dengan coaching seorang guru dapat mengembangkan
dan menggali
kekuatan diri dan memberdayakan
potensi pada rekan sejawat
atau murid. Saya mendapat wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana menjadi coach yang baik dan bagaimana
melakukan supervisi akademik yang baik sehingga dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat. Supervisi
akademik yang dilakukan dengan teknik coaching menempatkan supervisor
sebagai coach dan supervee sebagai coachee. Dalam relasinya, seorang coach
membantu coachee dengan pola kemitraan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berbobot nutuk untuk menuntun coachee
menggali potensi dirinya dalam menemukan
solusi atas suatu masalah yang dihadapi atau dalam rangka peningkatan prestasi
dan pengembangan kinerja. Coach tidak harus pakar tetapi menguasai
strategi thinking, memahami proses-proses, dan mampu berpikir kreatif, connecting
the dots selalu curious ingin tahu apalagi di balik sebuah case
saat itu yang mungkin bagi client sangat rumit. Seorang coach
bisa zoom out keluar masalah dan melihatnya dari berbagai sudut pandang.
Agar seorang coach bisa memaksimalkan perannya, dia harus menguasai
kompetensi inti coaching yang meliputi kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan
berbobot. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam dapat membuat coachee
melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan berbobot dalam
proses coaching juga mendorong coachee berpikir secara kritis dan
mendalam yang bermuara pada coachee dapat menemukan kekuatan diri dan
potensinya untuk terus dikembangkan secara berkesinambungan atau menjadi
seorang pembelajar sepanjang hayat.
Pada modul 3.1 kami mendapat tantangan kasus untuk
mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) dan mengamati
keterampilan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan dengan berada di
antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid,
guru, yayasan, dan pihak komunitas sekolah.
Rencana
Penerapan (Future)
Setelah pembelajaran pada dua minggu ini penerapan dan perubahan yang ingin saya lakukan
adalah :
1. Mendiseminasikan materi coaching
dan berbagi praktik baik dengan rekan sejawat agar menggunakan
teknik coaching sebagai alternatif pengembangan diri bagi orang lain, termasuk
pengembangan diri murid.
2. Saya akan menggunakan teknik coaching
dalam menangani masalah atau menggali potensi yang ada dalam diri murid. Dengan
demikian saya sebagai guru dapat menuntun segala kodrat yang ada murid agar
bisa bermanfaat setinggi-tingginya pada masa depannya.
3. Jika saya mendapat tugas melakukan supervise
akademin, saya akan menggunakan teknik coaching dengan pola kemitraan,
sehingga supervee sebagai coachee bisa lebih terbuka menyampaikan
permasalahan yang dihadapi, dan tergerak berpikir kritis untuk menemukan solusi
secara mandiri.
3. Sebagai pemimpin pembelajaran saya akan
mempertimbangkan setiap keputusan secara cermat dan memprediksi berbagai dampak
secara obyektif agar keputusan yang diambil benar-benar merupakan keputusan
yang terbaik dan bertanggung jawab.
Bangkalan 200523 14.31
Komentar
Posting Komentar