JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 6 CGP 7

 

Membuat jurnal refleksi dwi mingguan adalah satu kegiatan rutin dari CGP setiap menyelesaikan modul pembelajaran. Hal ini karena jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Selama lima kali penyusunan jurnal refleksi saya selalu menggunakan model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future), maka pada jurnal refleksi modul 2.2 ini yaitu tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), saya menggunakan Model Driscoll untuk memperkaya pengalaman dalam menulis. Model ini dikenal juga dengan sebutan Model “What”,  diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001).

 

 

WHAT

(Deskripsi Dari Peristiwa Yang Terjadi)

 

Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional dimulai pada tanggal 23 Februari 2023. Sistem pembelajaran tetap daring menggunakan LMS dengan alur belajar MERDEKA. Kegiatan diawali pada alur “Mulai dari Diri” dengan membuat refleksi KSE tentang peristiwa yang pernah saya alami sebagai seorang pendidik yang  saya rasakan sebagai sebuah kesulitan dan kekecewaaan yang akhirnya membantu saya bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Saya menceritakan kegagalan saya ketika mengikuti tes cakep tahun 2021, padahal saya memiliki banyak pengalaman baik itu sebagai tutor PGSD D2, ketua MGMP Kabupaten, ketua Tim SSN, anggota Timbangkur kabupaten, dan juri Seleksi Lomba Guru Berprestasi tingkat Kabupaten. Saya juga memiliki pengalaman sebagai Kepala SMP Swasta  selama 18 tahun dan bahkan berpengalaman menjabat sebagai ketua MKKS SMPS Kabupaten selama 15 tahun. Ketika merefleksi itu perasaan saya sudah tidak kecewa, karena saya merasa manfaat luar biasa dari peristiwa kegagalan tersebut yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Salah satunya saya berkesempatan mengikuti program PGP yang kelak akan menjadi syarat mutlak sebagai pemimpin pendidikan di masa depan. Pada alur “Eksplorasi Konsep” secara mandiri CGP diberikan 18 bacaan sebagai referensi tentang PSE, dan diberikan 5 kasus sebagai bahan berdiskusi asinkronus sesama CGP. Dari alur ini CGP diharapkan memahami urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional agar dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) warga sekolah secara optimal. Konsep PSE yang dilakukan didasarkan pada kerangka kerja CASEL (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Selanjutnya CGP diharapkan dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 KSE, dan akhirnya CGP bisa mengimplementasikan PSE di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

Untuk menambah kesempatan diskusi dan menebalkan pemahaman, CGP mengikuti alur “Ruang Kolaborasi” pada tanggal 28 Februari 2023 dipandu oleh fasilitator Bapak Mufid Ahmad dan berdiskusi dalam kelompok kecil dengan rakan-rekan sesama CGP tentang Ide Implementasi PSE untuk Murid, dan Ide Penguatan KSE untuk Rekan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)  di Sekolah.  Hasil diskusi masing-masing kelompok kecil akan dipresentasikan dalam diskusi kelompok besar keesokan harinya tanggal 1 Maret 2023, dan hasil diskusi tersebut diunggah di LMS masing-masing CGP paling lambat tanggal 6 Maret 2023. Kegiatan pendidikan CGP dilanjutkan pada alur “Demonstrasi Kontekstual “mulai tanggal 2 Maret 2023. Kami diminta membuat RPP sebagai rencana implementasi PSE bagi murid di kelas, dengan memuat minimal 2 kompetensi sosial dan emosional  (KSE) beserta alasannya. RPP tersebut harus diunggah di LSM dengan due date tanggal 8 Maret 2023.Dan pada tanggal 4 Maret 2023 CGP membuat refleksi jurnal dwi mingguan sebagai momen untuk berdialog dengan diri sendiri dalam memaknai peristiwa sepanjang pelaksanaan kegiatan modul 2.2. Sampai jurnal ini dibuat masih ada 3 alur yang belum dilaksanakan, yaitu Elaborasi Pemahaman (tanggal 6 Maret 2023) yang menjadi ruang diskusi virtual antar CGP dan nasumber, Koneksi Antar Materi (tanggal 7 Maret 2023) yang menugaskan CGP membuat keterkaitan materi mulai modul 1.1 sampai 2.2, dan Aksi Nyata untuk dapat mewujudkan kondisi well being pada murid (tanggal 8 Maret 2023). Well being (kesejahteraan psikologi) adalah sebuah kondisi di mana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan secara baik. Seperti modul sebelumnya Aksi Nyata pada modul ini tidak perlu dilaporkan implementasinya ke dalam LMS, namun pada pendampingan individu ke-4. Pada PI tersebut CGP berkesempatan mendemonstrasikan pembelajaran sosial dan emosional di hadapan Pengajar Praktik.

 

SO WHAT?

(Analisis dari peristiwa yang terjadi)

 

Setelah melewati alur belajar MERDEKA mengenai PSE, saya merasa bahagia dan bersyukur karena sudah melewati proses belajar yang cukup menantang, mengingat materi PSE kurang familiar bagi saya selama ini. Saya penasaran dengan PSE ini, karena pada sesi ini CGP belajar merefleksi kasus, dan hal ini membuat saya merasa bahwa selama ini kompetensi sosial emosional saya belum maksimal saya pahami. Saya merasa perlu menguatkan KSE pada diri saya sendiri agar lebih dapat mengendalikan emosi dan meningkatkan kemampuan manajemen diri sehingga bisa lebih berempati kepada orang lain, lebih mampu menjalin relasi dengan berbagai pihak terutama dengan murid, dan tentu saya lebih bisa mengambil keputusan secara bertanggung jawab dengan kesadaran penuh atas segala dampak dan akibatnya. Saya akan terus berusaha memperbaiki diri dan merasa perlu terus meningkatkan pemahaman PSE secara lebih baik karena hal ini dapat memengaruhi pelaksanaan proses belajar mengajar dan berdampak penting pada hasil belajar murid. Dengan PSE murid merasa senang karena bisa menjadi lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaannya. Mereka juga bisa belajar menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya. Saya juga merasa tertantang untuk bisa mengimplementasikan apa yang saya pelajari ke dalam aksi nyata di kelas, di sekolah,  maupun di lingkungan yang lebih luas. Selain itu saya juga ingin berbagi praktik baik melalui komunitas sekolah yang akan saya bentuk dan dengan orang lain agar lebih bermanfaat.

Sebelum mempelajari modul 2.2, saya berpikir bahwa sosial dan emosional merupakan kebiasaan, karakter, maupun perilaku seseorang yang memang harus diajarkan di lembaga pendidikan karena termasuk ranah afektif. Meski demikian sejujurnya selama ini saya kurang memahami kriteria kompetensi sosial emosional sehingga terkadang saya merasa sulit mengkonkritkan kegiatan pembelajaran sosial emosional itu seperti apa.  Melalui dialog dengan beberapa rekan guru di sekolah saya meyakini ada banyak pendidik yang memiliki perasaan yang sama denga saya, yaitu masih belum begitu memahami PSE dan bagaimana mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas.  Setelah mempelajari lebih mendalam tentang pembelajaran sosial dan emosional di modul ini saya mendapatkan beberapa penjelasan sebagai berikut :

1.  Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah bukan secara parsial perorangan guru atau tenaga kependidikan.

2.  Tujuan Pembelajaran Sosial dan Emosional yaitu untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bahagia agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well being) secara optimal.

3.  Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

4.  Praktik kesadaran penuh (mindfulness) mengarahkan seseorang sepenuhnya perhatian pada kegiatan yang sedang dilakukan, termasuk perhatian murid pada pelajaran. Ini bisa dicoba dengan melatih dan menyadari bernapas dengan teknik STOP (Stop, Take a breath, Observe, Proceed), atau dengan bentuk lain sesuai dengan kebiasaan atau hobby.  Melalui teknik STOP saya menjadi lebih tenang dan fokus dalam menghadapi sebuah permasalahan serta mencari solusinya. Kemudian saya juga merasa mulai dapat memanajemen diri dan waktu dengan lebih efektif dan efisien dalam proses pembelajaran.

5.  Implementasi PSE dapat dilaksanakan melalui pembelajaran eksplisit, pembelajaran yang terintegrasi dalam praktik mengajar dan kurikulum akademik, serta penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah.

6.  Bentuk penguatan kompetensi sosial dan emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di sekolah dapat dilakukan dengan bentuk langkah-langkah antara lain : menjadi teladan, belajar atau berkolaborasi

 

 

NOW WHAT?

(Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)

 

Setelah saya mempelajari modul 2.2  maka target saya berikutnya adalah :

1.  Mengimplementasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) kepada murid dengan cara mengintegrasikan dalam praktik mengajar dan materi kurikulum.

2.  Membangun kolaborasi antara murid, guru, maupun  orang tua dalam menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah yang bisa menguatkan KSE murid dan warga sekolah.

3.  Merancang pembelajaran eksplisit dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler melalui  berbagai proyek,  acara atau  kegiatan sekolah  yang rutin untuk mengajarkan KSE.

4.  Mengimplementasikan kesadaran penuh (mindfulness) dengan teknik STOP kepada murid saya di kelas untuk membantu anak-anak dalam mengelola dirinya dan meningkatkan pembelajaran.

5.  Melakukan penguatan kompetensi sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah melalui kegiatan diseminasi dan praktik baik agar mereka bisa menjadi teladan bagi murid.

6.  Melakukan sharing pengalaman tentang penerapan pembelajaran sosial dan emosional dengan rekan sejawat, komunitas praktisi dan sekolah lain.

 

 

 

Bangkalan 060323  01.10


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 CGP 7

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1 CGP 7

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 11 CGP 7