JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 2 CGP 7
Dwi minggu pertama kegiatan CGP angkatan 7 sudah
terlampaui, yaitu menyelesaikan modul 1.1
dari tanggal 20 Oktober s.d. 5 November 2022. Meski secara kegiatan sudah
selesai, namun masih ada 1 tugas yang belum selesai yaitu Koneksi Antar Materi,
karena batas akhirnya memang sampai tanggal 8 November 2022. Jadi memasuki
kegiatan belajar paket modul 1.2 yang dimulai tanggal 7 November saya juga
masih mengerjakan tugas tersebut agar bisa saya selesaikan sebelum batas akhir
pengumpulan.
Memasuki kegiatan modul 2 aktivitas saya
benar-benar padat. Fasilitor mengingatkan CGP bahwa sampai pukul 14.30 belum
ada CGP yang add post tugas kegiatan “Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep
secara mandiri”. Hati saya sebenarnya sudah tergerak tapi saya masih di kegiatan
sekolah dan belum membaca sama sekali materi di modul 1.2. Jadi saya belum
begitu paham apa yang harus saya lakukan. Malam hari setelah maghrib saya mau
mengerjakan tapi masih ada tugas di kampung dalam kaitannya dengan posisi saya
sebagai ketua RT. Saya mulai membuka LMS sekitar pukul 23.00, membaca
pendahuluan dan menelaah beberapa video pengantar, dan baru bisa menyelesaikan
tugas “Mulai Dari Diri” pada dini hari pukul 01.21 WIB. Meski menguras waktu
dan tenaga saya mulai merasa ketagihan mengikuti tahapan-tahapan kegiatan CGP
yang menurut saya sangat inspiratif dan inovatif menggugah kesadaran saya sebagai
guru untuk selalu mengupdate kapasitas, menghargai waktu, tidak menunda-ninda
tugas, dan tentu bagaimana saya harus memposisikan siswa sebagai subyek
pembelajaran yang harus dituntun tumbuh kembangnya kodrat potensi yang dimiliki,
agar mereka bisa meraih keselamatan dan kebahagiaan di masa depannya.
Kegiatan selanjutnya adalah Eksplorasi konsep-Ruang
Diskusi. Pada kegiatan ini CGP diminta menjelajah 22 halaman informasi yang
sangat menunjang peran CGP di kemudian hari. Kegiatan ini harus diselesaikan
CGP selama 2 hari s.d. tanggal 9 November 2022. Ke-22 halaman tersebut secara
berturut-turut adalah :
1. Nilai Kemanusiaan : Kebajikan Universal
2. Bagaimana manusia tergerak
3. A. Cara Kerja Otak :Sistem berpikir cepat dan lambat
4. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia
menggunanakan tangan
5. A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia:
Kebutuhan Genetis
6. A.3. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama
Ki Hadjar Dewantara
7. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
8. Menyelesaikan Tugas A, semacam refleksi pemahaman
CGP terkait materi halaman 1 s.d. 7 dan mulai menggugah pemahaman tentang
nilai-nilai GP.
9. Bagaimana manusia merdeka bergerak
10. B.1.
Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
11.
Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
12.
B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
13.
B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
14.
B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
15.
Menyelesaikan Tugas B, semacam refleksi pemahaman CGP terkait materi halaman 9
s.d. 14 dan mulai menggugah inspirasi CGP untuk merancang tindakan menggugah
motivasi intrinsik siswa dalam mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila
16.
Bagaimana menggerakkan manusia : Menuntun kekuatan kodrat manusia
17.
C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
18.
C.2. Diagram identitas gunung es
19.
Menyaksikan Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es” dan memberikan
tanggapan
20.
C.3. Peran Guru Penggerak
21.
Tugas C, semacam refleksi pemahaman CGP terkait materi halaman 16 s.d. 20 dan
mulai menggugah inspirasi CGP untuk memahami peran GP dalam transformasi pendidikan
22.Memberikan
komentar penutup
Dalam
kegiatan ini fasilitator mewajibkan CGP memberi respon/jawaban di halaman 2, 8,
9, 15, 16, dan 21. Namun saya memberikan respon di semua halaman. Saya merasa
kurang lengkap jika tidak memberikan respon pada setiap halaman yang sudah saya
baca. Setelah menyelesaikan 22 halaman di kegiatan ini wawasan saya terkait
nilai dan peran guru penggerak dalam kaitan transformasi pendidikan dan upaya
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila mulai mendapatkan gambaran konkret.
Tanggal
10 November kegiatan belajar libur, namun saya tetap membuka LMS dan memberikan
komentar pada beberapa tanggapan rekan-rekan CGP di kegiatan eksplorasi konsep.
Membiasakan memberi tanggapan kepada rekan guru lain saya rasa bisa menguatkan
nilai refleksi dan kolaborasi. Dan dari kegiatan tersebut tak jarang muncul
inovasi baru untuk kegiatan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dan kita
juga tergerak untuk secara mandiri menambah wawasan dan pengetahuan, agar
tanggapan yang kita berikan memiliki landasan teori maupun regulasi sehingga bisa memberi manfaat
kepada rekan guru lainnya.
Kegiatan berikutnya adalah Ruang Kolaborasi
yang terdiri dari Diskusi kelompok dan presentasi. Setiap kelompok diminta membuat
rancangan kegiatan sebagai upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai yang dimiliki
oleh tiap rekan CGP dalam kelompok. Awalnya sesuai jadwal, kegiatan ini akan
dilaksanakan pada tanggal 11 dan 14 November, namun karena fasilitator ada
tugas negara yang tidak bisa ditinggalkan maka kegiatan diskusi kelompok baru bisa
dilaksanakan hari Minggu tanggal 13 November 2022 pukul 10.00 s.d. 12.15.
Seharusnya hari Minggu adalah waktu berharga untuk keluarga, namun karena
urgensitas kepentingan kegiatan CGP maka hari libur pun tidak mengurangi
semangat untuk tetap membuka laptop dan berdiskusi virtual. Di sinilah
pentingnya dukungan keluarga untuk CGP agar di momen-momen seperti ini
harmonisasi keluarga tidak terganggu. Saya merasa ini test case bagi CGP untuk bisa mempengaruhi alam pikiran orang dekat
(keluarga inti), sebelum menjalankan tugas mempengaruhi siswa, komunitas,
maupun ekosistem pendidikan dalam perannya sebagai guru penggerak. Sebelum bisa
mempengaruhi orang lain, CGP harus berhasil dulu mempengaruhi keluarga inti
untuk hal-hal yang baik, paling tidak mempengaruhi keluarga untuk toleransi kepada
CGP tetap beraktifitas belajar, meskipun di hari libur, dan menunda jadwal
kegiatan keluarga meskipun sudah direncanakan sebelumnya.
Kegiatan
diskusi kelompok memberikan pengalaman sharing dan berbagi informasi serta
terbuka terhadap pendapat dan pemikiran orang lain. Suasana demokrasi tetap
tidak kehilangan makna meskipun kegiatan dilaksanakan secara virtual. Hanya
perlu waktu 1 hari kelompok sudah harus menyelesaikan materi, dan
memperesentasikan di depan kelompok lain pada keesokan harinya tanggal 14 November
2022. Kelompok kami memilih rancangan kegiatan “Pelatihan Menyusun Modul Ajar
melalui Satu File Dokumen Kolaborasi”. Pertimbangannya masih banyak guru belum
memahami modul ajar, sekaligus melatih kolaborasi penyelesaian dokumen melalui
1 file online. Pada saat presentasi kami banyak mendapat masukan dari peserta
lain, dan itu kami jadikan masukan untuk perbaikan dokumen presentasi (hasil
kerja kelompok). Tidak perlu lama, tanggal 15 November saya sudah mengupload
dokumen hasil kerja kelompok setelah didiskusikan kembali secara virtual dengan
anggota kelompok lainnya.
Kegiatan berikutnya
adalah Demontrasi Kontekstual pada tanggal 15-16 November 2022. Para CGP
diminta membuat sebuah narasi yang menggambarkan bahwa CGP seolah-olah telah lulus
PGP dan menjalani peran sebagai Guru Penggerak selama 3 tahun, kemudian CGP
diminta menggambarkan aktivitas sebagai Guru Penggerak baik dalam keseharian,
atau yang terprogram rutin berkesinambungan, maupun yang sifatnya ad-hoc (khusus). Narasi yang dibuat
diharap dapat menggambarkan nilai-nilai Guru Penggerak (berpihak pada murid,
mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif) yang telah dihidupi selama 3 tahun
tersebut. Awalnya tugas ini saya pandang ringan, namun ternyata membuat
penggambaran kegiatan sama saja dengan membuat rencana yang harus berkorelasi
dengan kapasitas diri beserta segala kelebihan dan kelemahan. Di sini saya merasa
salut dengan pola PGP yang sangat inovatif dan tepat sasaran sesuai tujuan. Secara
alam bawah sadar CGP diminta introspeksi segala potensi dan berbagai hal untuk
bisa mewujudkan gambaran kegiatan yang sudah dinarasikan tersebut. Batas akhir
penyelesaian tanggal 21 November 2022.
Sehari
berselang pada tanggal 17 November 2022 kegiatan berikutnya adalah Elaborasi
Pemahaman. Kegiatan ini berupa diskusi virtual yang dipandu oleh seorang
instruktur bernama Markus Hernoko. Instruktur
mempresentasikan materi sebagaimana pada eksplorasi konsep terkait nilai dan
peran GP dan memberikan penguatan
pemahaman kepada para CGP, dilanjutkan diskusi dan tanya jawab. Dalam kegiatan
tanya jawab banyak tambahan wawasan dan pendalaman materi yang didapatkan CGP.
Kegiatan
selanjutnya adalah Koneksi Antar Materi. Dalam kegiatan ini CGP diminta melakukan
refleksi menggunakan Model 4P dan menelaah kembali rangkaian pembelajaran mulai
dari Modul 1.1 hingga akhir Modul 1.2 ini. CGP diminta menggambarkan momen yang
paling penting atau menantang atau mencerahkan bagi saya dalam proses
pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2, kemudian menggambarkan perasaannya
pada momen tersebut, mengambil pelajaran dari peristia tersebut sehingga bisa
merancang rencana pada masa selanjutnya. Refleksi yang dibuat diharapkani mampu
menjadi acuan pengembangan diri CGP terkait nilai dan peran Guru Penggerak.
Kegiatan modul
1.2 benar-benar memberikan gambaran konkret tentang nilai dan peran GP. Kita
diberikan wawasan tentang bagaimana agar seseorang bisa tergerak, bergerak, dan
menggerakkan. Terkait belajar siswa, seorang guru diharapkan bisa memunculkan motivasi
intrisik siswa dengan menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang dapat
membuat anak senantiasa: merasa kompeten (mampu, dapat, cakap), merasa saling-terhubung
(kebutuhan sosial yang diusahakan oleh individu untuk membangun hubungan dengan
sesamanya), dan merasa otonom (mandiri, merdeka). Kemudian untuk membantu
pertumbuhan karakter para siswa bisa dilakukan melalui dua jalan utama untuk
pengondisian dan pembiasaan perilaku yang positif yakni lewat jalan keteladanan
dan sistem atau aturan yang harus ditegakkan secara konsisten.
Kegiatan PGP memang melelahkan, menguras banyak
energi dan pikiran, namun CGP mendapatkan hasil yang sepadan. Kapasitas sebagai ujung
tombak transformasi pendidikan akan mengubah wajah pendidikan dan akan
melahirkan generasi-generasi emas yang akan bersinar di skala global namun
tetap tidak kehilangan jati dirinya sebagai sebuah bangsa. Itulah barangkali
gambaran utuh tentang profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan mulia
pendidikan Indonesia.
Komentar
Posting Komentar